Gurumempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menyiratkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
DIKASIH INFO – Berikut ini disajikan contoh latihan soal UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD Semester 3 lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan, pelajari biar auto lulus. Contoh latihan soal UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan ini dibuat sebagai referensi dalam mempersiapkan diri menghadapi UAS UT Semester 3. Seperti diketahui, pada setiap akhir semester, mahasiswa UT Semester 3 harus mengerjakan soal UAS UT termasuk pada mata kuliah Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD sebagai salah satu syarat kelulusan. Mahasiswa diharapkan untuk mencapai nilai yang baik dalam UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD agar dapat lulus pada mata kuliah tersebut dan melanjutkan ke semester berikutnya. Sebelum mengikuti UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD, ada baiknya jika mahasiswa UT Semester 3 mempersiapkannya dengan baik agar meraih hasil yang memuaskan. Sebagai referensi sebelum mengikuti Ujian Akhir Semester 3, berikut contoh latihan soal UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan. Baca Juga SOAL UAS UT Pembelajaran Matematika SD PDGK4406 PGSD Semester 8 Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan Baca Juga SOAL UAS UT Pembelajaran IPA di SD PDGK4202 PGSD Semester 8 Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan SOAL UAS UT Profesi Keguruan MKDK4005 PGSD Semester 3 1. Berikut ini adalah ciri-ciri dari suatu profesi, kecuali . . . A. mampu bekerja dengan baik B. sistem imbalan yang memadai C. pengakuan dari masyarakat D. memiliki standar kerja baku Jawab Terkini
Kedua administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya. BAB IPENDAHULUANLatar Belakang Administrasi pendidikan seringkali disalahartikan sebagai semata-mata ketatausahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Administrasi pendidikan tidak begitu mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston 1982 mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan administrasi pendidikanRumusan Masalah Menjelaskan pengertian administrasi pendidikan?Menjelaskan konsep administrasi pendidikan?BAB IIADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUANPengertian Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan seringkali di salah artikan sebagai semata-mata ketatausahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Mendefinisikan administrasi pendidikan tidak begitu mudah, karena ia menyangkut pengertian yang luas. Culberston 1982 mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan administrasi pendidikan. Angka ini ia perkirakan dari berbagai fenomena yang ada kaitannya dengan administrasi pendidikan, seperti masyarakat, sekolah, guru, murid, orang tua dan variabel yang berhubungan dengan satu cara yang dapat kita tempuh adalah meninjaunya dari keadaan fisik manusia itu. Kita dapat melihat bagian-bagian tubuhnya, struktur tulangnya, peredaran darahnya, susunan menggunakan analogi pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya kita dapat memahaminya dengan lebih administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang dimaksud. Tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek tingkat sekolah, sebagai salah satu bentuk kerjasama dalam mendidikan misalnya, terdapat tujuan sekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah itu diperlukan kerjasama di antara semua personel sekolah guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha dan orang di luar sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah orang tua, kepala kantor Departemen P dan K, dokter Puskesmas, dan lain-lain. Kerjasama dalam menyelenggarakan sekolah itu harus dibina sehingga semua yang terlibat dalam urusan sekolah tersebut memberikan sumbangannya secara administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, beberapa lama, beberapa orang yang diperlukan dan beberapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakannya saja, tetapi menuruti aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melalui “jalur” yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pengarahan, suatu kerjasama juga memerlukan proses pemantauan monitoring, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Pemantauan dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti atau data dalam menetapkan apakah tujuan tercapai atau tidak. Dengan perkataan lain, kegiatan pemantauan atau monitoring adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyeleggaraan suatu proses pencapaian kerjasama pendidikan itu akhirnya harus dinilai untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, dan kalau tidak apakah hambatan-hambatannya. Penilaian ini dapat berubah penilaian proses kegiatan atau penilaian hasil kegiatan administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi ini kelihatannya sulit, tetapi sebenarnya tidak demikian. Sekolah dasar itu merupakan suatu keseluruhan yang memproses murid menjadi lulusan. Dalam melihat sekolah itu sebagai suatu sistem kita harus melihat; a masukannya, yaitu bahan mentah yang berasal dari luar sistem lingkungan yang akan diolah sistem; dalam sistem sekolah dasar masukan ini adalah anak-anak yang masuk sekolah dasar itu; b prosesnya, yaitu kegiatan sekolah beserta aparatnya untuk mengolah masukan menjadi keluaran. Untuk melaksanakan proses ini harus ada sumber, baik tenaga, saran dan prasarana, uang maupun waktu. Sumber ini seringkali dinamakan masukan instrumental; dan c keluaran, yakni masukan yang telah diolah’ melalui proses tertentu. Dalam hal ini berupa lulusan akan sangat tergantung kepada mutu masukan, masukan instrumental, dan proses itu sendiri. Dengan demikian kemampuan awal murid, latar belakang murid, keadaan orang tua murid sebagai sebagai masukan mentah. Mutu itu juga sangat tergantung kepada mutu guru, mutu sarana dan prasarana, mutu dan iklim kerjasama diantara guru dengan murid, guru dengan guru, serta guru dengan kepala sekolah, sebagai masukan kita melihat administrasi pendidikan sebagai sistem, maka kita berusaha melihat bagian-bagian sistem itu serta interaksinya satu sama lain. Bagian-bagian itu sering juga disebut dengan administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut lain, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu. Upaya harus dicari dalam memanfaatkan sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Seringkali saran dan prasarana yang ada dalam proses belajar mengajar, belum dimanfaatkan secara baik seperti buku paket atau bantuan alat-alat seperti mikroskop di sekolah hanya menjadi pajangan administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing ngarso mangun karso dan ing ngarso sung tulodo” dalam pencapaian tuuan pendidikan. Dengan perkataan lain bagaimana ia menggerakan dan mengawasi, bekerjasama-sama dan memberi contoh. Sudah barang tentu administrator yang ingin berhasil harus memahami teori dan praktek kepemimpinan, serta mampu dan mau untuk melaksanakan pengetahuan dan kemauannya administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan yang mudah. Setiap saat kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap saat administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Setiap guru harus mengambil keputusan apa yang terbaik bagi muridnya. Karena mengambil keputusan selalu ada resikonya, maka guru harus mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik. Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang dapat menuntut pengambilan keputusan pendidikan yang administrasi pendidikan juga dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain. Jika dalam kerjasama pendidikan tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerjasama itu saling tidak mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang dimaui teman sekerjanya. Bila hal itu terjadi, sebenarnya kerjasama itu tidak ada dan oleh karena itu administrasi pun tidak administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intiny adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan. Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan administrasi dengan pengertian di atas, selalu memerlukan kegiatan pencatatan. Hanya yang perlu diingat, kegiatan tata usaha itu tidak seluruhnya mencerminkan pengertian administrasi dalam arti seperti yang dipaparkan pada butir-butir satu sampai tujuh di Administrasi Pendidikan Untuk memahami konsep-konsep tentang dan yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional pendidikan nasional Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan tidak keliru, maka didalam undang-undang pasal 1 ayat 3 yang berbunyi“Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional”Dalam penjelasan undang-undang tersebut dikemukakan bahwa sebutan “sistem pendidikan nasional” merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran nasional’ yang termaktub dalam undang-undang dasar 1945, pasal 31 ayat 2. Perluasan ini memungkinkan undang-undang nomor 2 tahun 1989 tidak membatasi pada pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan dengan pembentukan manusia Indonesia. Sistem pendidikan nasional dalam undang-undang itu adalah; a sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional; b sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu; c pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K UUSPN No. 2/89 Pasal 49. Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem pendidikan sebagai titik tolak pembahasan yaitu; sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan, satuan pendidikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus, kelompok belajar, ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau IIIKESIMPULANDari uraian tersebut pengertian administrasi pendidikan itu, tanpa mengemukakan definisi dengan satu pengertian saja. Administrasi pendidikan mempunyai banyak muka dimensi maka dari pada itu administrasi pendidikan merupakan satuan pendidikan seperti administrasi pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah perguruan tinggi, serta kursus-kursus dan ada pula administrasi pendidikan yang dilihat dari cakupan wilayah, yaitu tingkat kecamatan, kabupaten, provensi dan nasional pusat perhatian administrasi pendidikan pada tingkat sekolah yaitu sekolah PUSTAKAAbimayu, Sole dkk. 1994. Profesi Keguruan. Bagian Penerbitan Fakultas IKIP. Ujung Muhammad. 1987. Guru dalam Profesi Belajar Mengajar. Sinar Baru Belajar dan Mengajar. PT. Bina Aksara Jakarta.

PeranGuru dalam Administrasi Sekolah. Adm. Kurikulum. Pengembangan Kuriklum. Pelaksanaan Kurikulum. Adm. kesiswaan. Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan. Menjunjung tinggi martabat profesi. Inti pendidikan pada proesnya, yaitu situasi dialog antara peserta didik dg guru, yang memungkinkan pserta didik tumbuh kearah yang dikehendaki.

– Hai pengunjung Osnipa, berikut ini Osnipa akan membahas Soal Profesi Keguruan MKDK4005 dan Pembahasan Tahun 2022. Pembahasan hanya sebagai referensi ya. 1. Dalam rapat awal tahun antara guru dan WaKa Kurikulum di SD Kartika, terjadi tanya jawab di antara para peserta rapat. Ketika pak Budi, WaKa Kurikulum membacakan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai penerapan kurikulum 2013, beberapa guru mempertanyakan mengapa SD mereka ditugaskan untuk menerapkan kurikulum 2013. Pak Budi mengumumkan bahwa kurikulum 2013 diterapkan secara bertahap sehingga tidak semua sekolah atau kelas menerapkan kurikulum baru tersebut. Untuk sekolah dasar, pada tahap awal kurikulum 2013 ini hanya diterapkan di kelas I dan kelas IV. Selanjutnya, Pak Budi mengatakan bahwa para guru harus bersyukur karena diberi kepercayaan untuk menjadi perintis penerapan kurikulum 2013. Mendengar jawaban Pak Budi , muka guru kelas IV berkerut menggambarkan rasa tidak puas. Sebaliknya, Pak Budi, guru kelas I yang juga harus menerapkan kurikulum 2013, diam saja, tidak menyatakan pendapat. Bu Elok, guru kelas IV, merasa harus bekerja lebih keras dan tidak dapat lagi menggunakan RPP yang sudah dia gunakan tahun lalu. Mendengar keluhan tersebut, Pak Budi secara halus mengatakan bahwa semestinya guru kelas I dan kelas IV bersyukur karena mendapat kesempatan mencoba sesuatu yang baru. “Ini kesempatan yang baik untuk belajar. Sebagai guru kita semua selalu harus belajar,”. Namun, Bu Elok tidak menunjukkan respon positif terhadap ucapan Pak Budi. Beliau berpendapat itu beban tambahan. Bu Puji, guru kelas V, menawarkan diri untuk menerapkan kurikulum 2013. Bu Puji bersedia bertukar kelas dengan guru kelas IV. Hal ini dilakukan Bu Puji karena ingin belajar lebih jauh cara menerapkan tematik-integratif. Guru kelas IV dengan senang hati menyerahkan tugasnya kepada Bu Puji dan Pak Budi menyetujuinya. Dari kasus di atas, a. Analisislah siapa guru di SD Kartika yang tidak mencerminkan karakteristik seorang guru professional! PembahasanMenurut saya, guru di SD Kartika yang tidak mencerminkan karakteristik seorang guru profesional adalah Bu Elok. Salah satu karakteristik dari guru profesional adalah selalu belajar dan meningkatkan kompetensi. Sementara Bu Elok tidak mau belajar hal baru dan menganggap hal tersebut sebagai beban tambahan. b. Kata-kata apa dari Pak Budi, yang mencerminkan upaya menyadarkan para guru akan kewajiban seorang guru profesional? PembahasanKata-kata Pak Budi yang mencerminkan upaya menyadarkan para guru akan kewajiban seorang guru profesional adalah “Ini kesempatan yang baik untuk belajar. Sebagai guru kita semua selalu harus belajar,”. c. Siapa di antara guru-guru SD Kartika yang secara tegas menunjukkan tindakan sebagai guru profesional? PembahasanGuru SD Kartika yang secara tegas menunjukkan tindakan sebagai guru profesional adalah BU Puji. Dia bersedia untuk menggantikan Bu Elok dalam menerapkan kurikulum 2013 karena ingin belajar lebih jauh cara menerapkan tematik-integratif. Hal ini menunjukkan Bu Puji ingin meningkatkan kompetensi profesionalnya. Karakteristik guru profesional adalah selalu harus belajar. 2. Pak Deri adalah guru di SMP 10 Kotabaru. Ia dijuluki Mr. Top Media oleh para rekan kerjanya karena Pak Deri selalu menggunakan berbagai media dalam pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu Bahasa Indonesia. Pak Deri menganggap pelajarannya kurang berhasil, bahkan sering kali Pak Deri menganggapnya sebagai suatu kegagalan tugas. Namun, dalam pelajaran yang sama, Pak Yasin sering mengajak peserta didik berdiskusi datau mengerjakan praktik langsung, bahkan simulasi. Ia jarang menggunakan media pembelajaran. Peserta didik di kelas Pak Yasin mendapatkan hasil belajar yang lebih baik ketimbang peserta didik di kelas Pak Deri. Pak Deri tidak menganggap perbedaan tersebut sebagai kegagalan karena Pak Deri berpendapat ia berhasil menarik minat peserta didiknya untuk belajar. Ia mengajar secara maksimal. Dari kasus di atas, a. Jelaskan apakah tindakan Pak Deri sesuai dengan prinsip pemilihan media pembelajaran! PembahasanPembahasan akan diupdate Osnipa b. Jelaskan faktor apa dari kelas Pak Yasin yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik! PembahasanPembahasan akan diupdate Osnipa 3. Bu Yola, guru SMP Negeri 15, belum mendapat kesempatan untuk mengikuti program sertifikasi guru meskipun Bu Yola sudah berkualifikasi sarjana pendidikan IPA. Memang masa kerja Bu Yola baru dua tahun. Akan tetapi, Bu Yola selalu menunjukkan keseriusannya dalam melaksanakan tugas. Bu Yola selalu mengikuti perkembangan pembelajaran IPA di SMP dan membaca buku-buku terbaru dalam pembaharuan pembelajaran IPA. Ketika berdiskusi dengan Pak Yoto, guru senior di SMP tersebut, Bu Yola merasa bahwa pengetahuan Pak Yoto sangat terbatas. Ketika Bu Yola memperkenalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran IPA, Pak Yoto berujar, “Mengapa harus capek-capek, Bu ? Gunakan saja metode yang sudah kita pakai sejak lama. Siswa yang malas dan kurang pandai, kita beri hukuman untuk mengerjakan soal sampai benar. Metode yang lama mampu membuat siswa lulus UN IPA. Ini yang penting, Bu.”Mendengar nasihat tersebut, Bu Yola terhenyak. Bu Yola merasa ada yang keliru dengan pandangan Pak Yoto. Bu Yola merasa bahwa selama ini tidak pernah memberi hukuman. Ia selalu membimbing siswa yang mendapat kesulitan. Dari kasus di atas, kerjakan soal-soal berikut a. Jelaskan minimal 3 tindakan Bu Yola yang sesuai dengan kode etik guru! PembahasanTindakan Bu Yola yangs esuai kode etik guru1 Bu Yola selalu mengikuti perkembangan pembelajaran IPA di SMP dan membaca buku-buku terbaru dalam pembaharuan pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan kode etik Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabatprofesinya2 Bu Yola merasa bahwa selama ini tidak pernah memberi hukuman. Ini sesuai dengan kode etik guru Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar3 Membimbing siswa yang mendapat kesulitan. Ini sesuai dengan kode etik Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila b. Dari wacana di atas, identifikasi dan tuliskan perilaku yang melanggar kode etik guru! PembahasanPerilaku yang melanggar kode etik guru1 Pak Yanto tidak mau menggunakan metode baru ataupun menggunakna teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswanya.2 Pak Yanto menghukum siswanya yang malas dan kurang pandai. 4. Bu Bintang adalah seorang guru di SMP Sulanjana, Sukabumi, Jawa Barat. Masyarakat di sana sangat puas dan senang terhadap cara mengajar Bu Bintang. Ia adalah guru yang pandai mengajar dengan menarik. Ia juga memiliki banyak keterampilan yang diajarkannya kepada peserta didiknya. Para siswa menyebutnya guru gaul” karena sering menggunakan media sosial dalam mendidik. Orangtua siswa mengatakan bahwa Bu Bintang adalah guru terampil dan profesional. Dari wacana di atas, kerjakan soal-soal berikut a. Jelaskan tugas apa yang ditampilkan Bu Bintang sebagai pendidik professional! PembahasanTugas yang ditampilkan Bu Bintang sebagai pendidik profesional adalah1 Bu Bintang b. Jelaskan apa dampak yang mungkin muncul dari profil Bu Bintang terhadap SMP Sulanjana! PembahasanDampak yang mungkin muncul dari profil Bu Bintang terhadap SMP Sulanjana adalah Demikian Soal Profesi Keguruan MKDK4005 dan Pembahasan Tahun 2022. Semoga bermanfaat. Pengunjung 6,980
Nama: Mina Yuniar Kelas : 2B PE NIM : 20080211509
0% found this document useful 0 votes63 views14 pagesDescriptionadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan dan peran guru dalam administrasi pendidikanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes63 views14 pagesAdministrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan Dan Peran GuruDescriptionadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan dan peran guru dalam administrasi pendidikanFull description
PeranOrganisasi Profesi Dalam Peningkatan Kualitas Kompetensi Guru Pendidikan Dasar yaitu: Guru sebagai profesi perlu diiringi dengan pemberlakuan aturan profesi keguruan, sehingga akan ada keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi seseorang yang berprofesi guru. Pengembangan profesionalisme guru.
You know that whatever job you’re seeking, we have you covered on how to tackle interview questions—the good ones, the bad ones, and the ugly ones. You may know what general pitfalls to avoid, but what if you’re going into a very specific field as a school administrator? Your interview isn’t likely to be one-size-fits-all, so we’ve got you covered there, too. Let’s look at some common interview questions you may see in your job interview, and how to face them. 1. Why do you want to be a school administrator? This is one you’re likely to see if you’re already a teacher, looking to move into a leadership administrative role. And if the answer to this question were a simple “fame and fortune,” you probably wouldn’t have chosen the challenging, rewarding-but-not-super-glamorous path of becoming an educator in the first place, right? This is a question where you can draw on the legitimate reasons you chose to teach in the first place, and be honest about what is making you strive for more. For this question, it’s good to have at least two reasons in your back pocket, so you’re not scrambling on interview day. Some examples I am ready for more of a leadership role in shaping educational process and policy for all students. As much as I’ve loved the classroom experience, I want to focus more on big picture education questions. I want to work more directly with students and their families on discipline and their progress in school. I want to build on my expertise in maximizing resources and curriculum planning as a vice principal. 2. What are your professional goals for the next 5 to 10 years? This is a question designed to gauge your commitment. After all, you’re applying for a role that has significant impact on the school, and potentially the community. If the interviewer thinks you’re a turnover risk, or looking to jump as soon as something better comes along, that will hurt your chances of snagging this job. For this question, be as specific as possible. If you’re interviewing for an administrative role at a particular school, include information that shows you’ve thought about what you can bring to the school itself. Using specific goals and statistics, if you can find them will show that you’re a thoughtful, committed candidate who isn’t just applying to every administrative position he or she can find. Some examples I’m committed to raising the school’s state standardized math test score average raised by at least five points over 2017’s average score. I’d really like to see the school’s technology program fully brought online with our peers, supplementing our curriculum with updated computers and new devices to keep our students competitive. Ideally, I’d want to implement this program by 2022. With graduation rates dipping over the past few years, my main goal is to turn that around, and make sure that students are receiving the resources they need to graduate on time. Because studies have shown that students who play instruments perform better on standardized tests, my pet project is to implement a district-wide music program that encourages students to learn and appreciate music as part of a balanced curriculum. 3. Describe how you would deal with budget cuts. As an educator, you probably know all too well the challenges of trying to accomplish your educational goals with a limited budget, or with year-to-year fluctuations handed down from your state. Budget issues are a fact of life in education, and they’re often an even harsher fact of life for an administrator, who may have to make difficult, impartial decisions about how and where resources are used. The pressure is real, and the interviewer wants to make sure you’re up to that task, should it arise. For this question, start with any real-life examples you have, of a time you were faced with making professional choices at school based on resources. Some examples I’ve actually faced this in my career before. It is never easy, but I found myself making changes to my science lesson plans based on a lack of funding for lab equipment. Instead, we used a “virtual lab” that allowed students to conduct their chemistry experiments digitally. As an administrator, my priority would be keeping the core curriculum intact. My first step would be locating opportunities where we can streamline the support and non-essential budgets, perhaps by using more digital processes, or implementing cost-cutting measures for extracurricular activities. 4. How would you engage students’ parents as active participants in their children’s education? This question is meant to gauge your public relations skills. Parent relationships can make or break an administrator—without their trust and engagement, it can be difficult to accomplish the school’s goals. This is also a chance to see how you adapt to dealing with different kinds of people—from non-involved parents to helicopter parents who may be camped out outside your office to discuss the issue du jour affecting their student. And with more diverse communities means more diverse students and families, so this question is also a chance to showcase your ability to engage people across cultural, socioeconomic, or language lines. For this question, use at least one specific instance of a time you engaged a student’s parents as part of the classroom. You can also mention how engaging parents and community members factor into your own goals as an administrator. For parent-teacher conferences, I created an infographic for each student, which I then reviewed with the parents. It was a fun, visual way to show what their student was learning and doing, and what I thought we could do better. I would really like to host a series of monthly town-hall meetings, with all parents and interested community members invited to talk about new initiatives at the school, get feedback, and make sure voices are heard. Participation in the Parent-Teacher Organization at this school has steadily fallen for the past few years, so I would be committed to getting the participation rate up by having more frequent meetings, and opening up an online forum so that parents can participate fully even if their schedules don’t allow them to come to the school for meetings. I want to update the format so that we can get as many parents involved as possible, even as they are juggling many priorities for their families. 5. Why should we hire you over other applicants who have similar backgrounds? The interviewer has your CV right in front of them. They know that you graduated summa cum laude, or that you were the Teacher of the Year four years running. This is more of a free-form answer, designed to see how you see yourself as an applicant. And it’s a tough one—it’s a danger spot for getting caught in the headlights while you try to come up with what makes you special. For this questions, the key is to prepare an answer, but not make it sound too canned or rehearsed. Think about what you bring to the table that no one else does, and your core values. For example My parents emigrated to this country 40 years ago, and through my family’s struggles and successes, I’ve learned how much can be accomplished through effort and hard work. That’s a perspective I bring to my school every day. As much as I’ve loved teaching, I’ve discovered that my real passion is working on fundraising and building awareness for the wonderful things happening in the classroom. I am a tireless advocate for improvement, inside the classroom and out. My experience as a teacher working with special needs students has taught me that students need a strong advocate and guiding hand, maximizing their resources and opportunities so that they can thrive and learn. The best approach you can take to your interview for a school administration position be yourself. Your resume and list of accomplishments are great, and essential parts of the hiring process. But by the time you get to the interview stage, they already know those things about you. This is your chance to fill in any gaps, and tell the stories that have helped to shape the professional you are today. Your goals, your vision, your leadership skills, your problem-solving skills—these are all fair game, and are likely to come up as part of the process. It’s definitely in your best interest to come up with a stash of go-to stories that you can bust out without having to pause too much. And don’t be afraid to tell stories that show you in a less-than-stellar light, as long as you can explain what you learned from them, and how they affected your path as an educator. This is your chance to shine, and we know you will! You may also like About the author Kate Lopaze Kate Lopaze is a writer, editor, and digital publishing professional based in New York City. A graduate of the University of Connecticut and Emerson College with degrees in English and publishing, she is passionate about books, baseball, and pop culture though not necessarily in that order, and lives in Brooklyn with her dog.
\n\npertanyaan tentang administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
. 178 493 346 271 181 319 278 355

pertanyaan tentang administrasi pendidikan dalam profesi keguruan